Cerita Wanita Seksi Haus Seks, cerita ml
terbaru, cerita bokep hot terbaru, cerita ngesex hot, cerita mesum
bergambar cerita intim, cerita mesum hot 2017
Saat,
aku berdiri sendirian di depan ekskalator, di lantai 4 Dieng Plaza
Malang. Selama di situ, aku hanya bengong sambil melihat orang-orang
lewat di depanku. Sampai tiba-tiba ada cewek menghampiriku sambil
membawa barang belanjaannya.
Aku lihat kayaknya sedikit lebih tua
dariku. Yah.. kutaksir umurnya sekitar 28-an deh. Tapi dia cantik sexy
sekali, cocok jadi bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural
dan rambutnya yang tergerai indah sedada berwarna merah kecoklatan..,
cakep sekali deh!
Bodinya sexy banget. Pake tank top warna putih,
yang kayaknya kekecilan buat dadanya sehingga terlihatlah putingnya di
balik bajunya. Aku terpesona sekali melihatnya, tapi aku takut dia
marah. Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku sambil bertanya,
“Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”
Aku
berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai
mungkin,”Ahh.., Mbak ini becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan
mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah
awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai
akhirnya kenalan dan ngobrol ngalor-ngidul. Namanya Juliet, umur 31
tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, mantan gadis sampul yang
bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke
Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak,
karena suaminya menderita impoten.
Setelah ngobrol selama 1 jam
sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai
mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah sampai di rumahnya yang sangat
besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja. Setelah di-klakson
sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Juliet
sudah bilang,
“Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”
Sambil
berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Juliet memperkenalkan aku
sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk
masak-masak buat makan malam. “Ayo masuk Son..? Duduk-duduk saja dulu
sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” katanya setelah
pembantunya pergi ke dapur.
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.
Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.
“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
Aku
langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Juliet tiba-tiba
menahan pintu dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit,
“Jangan lama-lama ya Son..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.
Pas
lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang
berada di balik botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata penis
plastik yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak
kukunci, secara diam-diam Mbak Juliet masuk ke kamar mandi. Karena saat
itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut.
Tangan kiri Mbak Juliet meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan
itu, sedangkan tangan kanannya meremas kontol-ku.
“Ini mainan aku Son, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.
Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..
“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Son..” desahnya.
Aku
benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher
sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir.
Sambil terus menjilat dia berusaha membuka celanaku dari belakang.
“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.
Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku.
“Hhh.., Sony masih perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Son.. mau ya Son..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.
Dia
menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung
memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku,
sementara tangannya kembali berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah
pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy dan montok. Setelah
celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan
akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. enak
banget rasanya.. ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Son.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.
Aku mengangguk saja.
“Kontol kamu.. Sonn.. enak banget.. hhmm..!”
Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.
“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
Kadang-kadang
dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan
mulutnya, sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.
“Aahh..
jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan
bernafsu. Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap..
lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan.
“Hmm.., kontol kamu enak banget Son..” katanya sambil menjilat bibirnya
yang penuh lendir.
Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.
“Udah lama saya nggak ngisap kontol seenak ini, Son..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.
Kembali
dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular.
Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku.
Aku juga tidak mau kalah, ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah
susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia tidak memakai BH.
Jadi sekarang hanya sisa CD-nya aja.
“Ayo, hisap dong tetekku Son..” desahnya.
Aku
tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat
itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Juliet mengerang
dan menjatuhkan diri ke ranjang. “Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang
kuat.. Son.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.
Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.
“Aaahh..
ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya
sambil menggelinjang. Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Juliet.
Tangan kananku mulai menjelajah memeknya yang masih tertutup CD. Wah,
sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara
Labia majora, kerasa sekali beceknya.
Pinggulnya mulai naik turun,
rupanya Juliet sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya.
Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya.
Seakan berusaha agar jariku tetap di klitorisnya, tidak pindah
kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada di
kemaluannya,
”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku..
oohh..!” erangnya. Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang
jenjang dan harum mulus. Memeknya tetap dihibur dengan jariku, sementara
tanganku yang lain membelai rambut indahnya.
“Udahh.. Son.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Juliet.
Lalu
dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan
lubang kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka
CD-nya dengan membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi
memeknya yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di
lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Jul. Sony suka baunya..” kataku.
“Kamu suka bau memekku, Son..?” katanya manja.
“Ya Jul, dua-duanya say..”
“Kalo
gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil menurunkan memeknya
ke wajahku. “Ayo jilat, Say..!” desahnya. Kuhisap-hisap klitorisnya yang
menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang ada di sekitar
kemaluannya kujilat dan kuhisap.
“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Son.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.
Wajahku
benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus memeknya di
wajahku, kadang berputar-putar. Lalu, Juliet mengubah posisinya jadi di
bawah, tapi tetap sambil kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang
menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang
mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit dengan
kedua pahanya yang putih mulus itu.
“Ahh.. ohh.. oohh.. Jul mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.
Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang.
“Jul.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.
Tidak lama kemudian Juliet tersadar..
“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa berhenti sih Son..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencariku.
Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Juliet benar-benar geram.
“Kamu.. bener-bener jahat Son..!”
Juliet memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.
“Sony.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Jul kan tadi menjerit.. Sony jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih Son.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.
Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.
“Sini dong Son..!” pintanya manja.
Karena
aku bengong terus lalu dia dengan meraung seperti macan dia melompat
dari ranjang, berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit
karena ketakutan. Aku berusaha menghindar dari sergapannya yang dipenuhi
hawa nafsu.
“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.
Kami
berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.
Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi
sofanya. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Juliet langsung duduk berhadapan di
pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan
batang kemaluanku merapat di perutnya.
“Mau lari kemana, Son..?
Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku,
rasanya nikmat sekali. “Orang Jul lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain..
hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya sambil menatap tajam. “Ya Jul..
Sony salah..” kataku.
Lalu kupagut bibirnya yang basah itu.
Langsung dibalas dengan ganas. Juliet memelukku dengan erat sambil
menggesek naik turun kemaluannya ke kontolku.
Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum mengejekku.
“Kamu udah bikin Jul pusing, kamu harus Jul hukum..” katanya.
“Dihukum apa Jul..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Son..” lalu Jul meraih kontolku dan langsung dimasukkan ke memeknya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”
Lalu, Juliet langsung menggenjot kontolku UP-DOWN.
Aduh,
benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram kontolku.
Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang
terguncang-guncang.
“Ahh.. oohh.., kontol kamu.. enak Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
Aku
tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku
mengelus-elus sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia
benar-benar puas.
“Ah.. ah.. terus Son..! Jangan berhenti Say..! Jul, suka ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” jeritnya.
Kadang kusentak juga dari bawah, dan Juliet senang sekali kalau sudah begitu.
“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”
Lagi
asyik-asyiknya dia menggenjot kontolku, tiba-tiba kuberdiri sambil
membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia
mengocok kontolku dengan memeknya yang luar biasa. Sebagai ganti
sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan
jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya
lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang.
“Kamu di bawah ya, Say..! Jul suka di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., buat Jul.. apa aja deh..!” kataku.
Tanpa
banyak buang waktu, Juliet kembali melanjutkan goyangannya. Kadang
goyangnya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau
kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau
dengan merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, seperti biasa
dia suka sekali berkata kotor.
“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Jul..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Son..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Jul.. sukka.. kontol kamu.. Son.. oohh..” desahnya manja.
“Sony juga suka memek Jul.. ohh..” desahku.
10
menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena kontolku sudah
berdenyut. Rupanya Juliet juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar
dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas, seperti
saat dia menjerit tadi.
“Oohh.. Son.. Sony mau.. pipis..”
“Jul.. juga Son.. mau keluar.. tahan yah.. Son, kita barengan ya.. Son..!” desahnya.
Lalu, Juliet sudah semakin tegang, makin erat memelukku.
“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.
Dan,
“Teruss..,
Son.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Jul keluarr..” Dia menjerit dan
menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul
tegang dan memerah batang kontolku. Dia menyemprotkan banyak sekali
cairan.. Lalu,
“Jul.. Sony mau pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di dalam Son.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Crot.. crot.. crot..!” cairankuku muncrat di dalam memeknya.
Aku
tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke
langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi,
sebelum akhirnya Juliet terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah
itu menghampar bebas, langsung kubelai. “Son.., makasih ya.., kamu telah
memberi saluran yang selama ini belum pernah Jul rasakan” katanya
sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Terus gimana Jul.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Jul pikir-pikir dulu, Son”katanya.
“Bila Jul benar-benar mau cerai ama Fadli. Sony mau jadi gantinya..”kataku.
“Ahh..
yang bener Son.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua
ini..?”katanya. “Sony cinta ama Jul sejak pertama kita ketemu. Sony
nggak memperdulikan usia Jul berapa yang penting Sony cinta ama
Jul..”kataku sambil mengecup bibirnya.
“Ohh.. Son kau sungguh
lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Jul juga suka ama kamu
tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya
kamu suka ama Jul. Jadi, Jul setuju aja.. tapi Sony sabar dulu ya.. Biar
Jul selesaikan urusan dengan suami Jul.. ya manis..”katanya sambil
mengecup bibirku lagi.
“Ya Jul, Sony akan tunggu..?”tanyaku. “Nah
gitu dong.. oh ya say.. Sony harus datang kesini dan harus memuaskan Jul
setiap waktu.. ya sayang..”katanya. “Ya say..”jawabku. Lalu, kita
berciuman dan akhirnya tertidur pulas.