Salah SMS berujung dapat Ngentot Cewek Gratis
– allow pengemar setia situs cerita sex dan cerita dewasa iniÂ
perkenalkan, nama gw adalah Nala (bukan nama asli tentunya). Gw lulusan
sebuah perguruan tinggi ternama di Jogya. Bagiku, sex adalah hal yang
tabu, yang benar-benar tak terjamah. Terpikirkan pun tidak, sampai kisah
ini gw alami. Cerita Sex ini dimulai dari salah kirim SMS. Saat itu, gw
berniat mengirim SMS ke seorang teman cewek yang sudah lama kukenal.
Karena sudah tidak lama berhubungan, dan
gw tidak punya catatan tentang nomor HP temanku tersebut, maka gw
menuliskan nomor HP dengan agak mereka-reka. Segera kukirimkan SMS
tersebut, berisi pesan yang kira-kira menyatakan bahwa gw kangen dan
ingin bertemu dengannya! Hallow Jun How Are U? I MISS U JUN Satu kali
SMS kukirim kepadanya, dia tidak menjawab. Aneh, pkirku. Tak mungkin
temanku itu tidak membalas kalau tahu SMS tersebut dariku. Kemudian
kukirimkan sekali lagi, dan kucantumkan nama gw. Tak lama kemudian, ia
membalas dengan miss call. Karena saat itu gw sedang sibuk, kubalas saja
miss call nya dengan pesan SMS yang menyatakan bahwa gw akan
meneleponnya sore nanti.
pukul 5 langsung kutelepon temanku itu,
seperti yang kujanjikan. Halo, Juny?, Tanya gw sejenak, ragu. Saya pikir
anda salah orang, begitu tanggapan lawan bicara gw. Oh, maaf. Saya
pikir anda adalah teman saya. Memang saya tidak ingat betul nomor
HP-nya. Maaf kalau telah mengganggu, jawabku sambil menahan malu. Oh,
tidak apa-apa, jawab lawan bicaragw lagi. Saat itu juga hendak kumatikan
teleponku, namun lawan bicaragw segera bertanya. Memang yang mau kamu
telepon ini siapa sih? Kok pake kangen2 segala?, ungkapnya, menggoda.
Lalu kujawab bahwa Juny adalah teman lamagw, dan kami telah berkawan
selama 6 tahun. Singkat kata, akhirnya kami berkenalan. Dari telepon
itu, gw tahu bahwa nama wanita tersebut adalah Fitri.
Sejak saat itu, kami sering berkirim
SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat
sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh
tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan
itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak
menjurus ke sex. Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat
telepon. Tiba-tiba, Fitri mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu.
Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untukku. Saat itu
pikiranku belum berpikir jauh sampai ke sex.
Kami janjian sore pukul 17.00. Kebetulan
hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera
meneleponnya. Gua pake sweater pink, kata Fitri. Segera kutemui Fitri
yang sedang berdiri menunggu. Hai, Fitri ya?, tanyagw. Fitri segera
tersenyum. Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai
seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak
terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera kuperkenalkan diriku.
Gua Nala, katagw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens,
sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku
dengan sedikit jaim (jaga image). Kami segera menjadi akrab. Kami
berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court.
Nala, suka nyanyi-nyanyi gak?, tanya
Fitri setelah kami selesai makan. Suka, tapi tidak di depan umum, begitu
jawabku. Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di
karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain.
tanya Fitri. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami
meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.
Setibanya di sana, kami memesan tempat
untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita.
Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak
akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami
memesan minuman. Fitri permisi kepadagw untuk ke toilet. Tepat setelah
waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Fitri kembali. Kurasa agak aneh
waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak
kupedulikan.
Segera kami mulai memasang lagu kesukaan
kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang
kelima. Fitri memesan lagu yang lembut, dan agak romantis. Sebelum lagu
tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung
tangan Fitri. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk
berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ.
Fitri pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari
tanganku. Dingin ya?, tanya Fitri, kepadagw, sambil melihat tanganku.
Iya, jawabku mengangguk lemah. Segera Fitri mendekatkan tanganku ke
tangannya. Tanganku segera menggenggam jari-jarinya. Kami bernyanyi
sambil menikmati kehangatan tersebut. Pelan-pelan, naluriku mulai
berjalan. Ingin sekali gw mengelus pipinya yang lembut, namun gw agak
takut-takut. Perlahan-lahan Fitri mendekatkan bahunya ke bahuku sehingga
kami duduk sangat dekat.
Wangi aroma tubuh Fitri segera membius
diriku. Tak kupedulikan lagi ketakutanku. Segera kubelai pipi dan kening
Fitri. Ia menatapku. Gw balas menatapnya. Lalu kuusap lembut rambutnya.
Darah kelelakianku segera berdesir. Kukecup keningnya. Fitri diam saja.
Kukecup rambut dan pipinya, segera aroma tubuhnya kembali membius
diriku. Fitri benar-benar kuperlakukan seperti pacarku sendiri.
Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Fitri sepertinya
mengerti karena dia segera mengubah posisi duduknya sehingga
memudahkanku untuk memeluknya. Segera kupeluk Fitri dengan rasa sayang.
Tiba-tiba Fitri menarik tanganku ke dada
kirinya. Segera kurasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. Nikmat
sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan kusentuh buah dadanya
yang lembut itu. Fitri diam saja. Gw mulai berani. Ku elus-elus buah
dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian
putingnya. Gw semakin berani. Tangan kananku kumasukkan ke dalam sweater
merahnya. Segera ku elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya.
Ku putar-putar tanganku mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat,
kusentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu kuremas
dengan lembut. Fitri mendesah. Ssshh, desahnya.
Kulanjutkan penjelajahanku ke dada
kanannya. Kuulangi hal yang sama. Lagi-lagi Fitri mendesah. Segera ia
memagut bibirku, dan melumatnya. Saat kujulurkan lidahku, segera
dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikirku
karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badanku bergetar
hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami
lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti
untuk menikmati minuman kami. Kusodorkan sedotan minumanku untuk diminum
terlebih dulu oleh Fitri. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil
berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu.
Kuteruskan permainan tanganku dengan
lembut, mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Fitri. Fitri
kembali memagut bibirku. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Fitri menarik
tanganku, dan memasukan tanganku ke dalam celana panjangnya. Segera
terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tanganku. Pelan-pelan
kudorong tanganku ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa
tanganku menyentuh vaginanya yang hangat dan basah. Montok kan punya
gua?, begitu ungkap Fitri saat tanganku mengelus lembut vaginanya.
Segera kuiyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan
seperti apa vagina yang tidak montok. Kuusap terus vaginanya, seraya
desahan Fitri mengiringi gerakanku. Sssh.. Oh, Nala. Baru kamu laki-laki
yang bisa memperlakukanku dengan lembut, begitu terus desahnya.
Tersanjung juga gw dipuji dirinya.
Kami terus bercumbu sampai tak terasa
dua jam berlalu. Nala, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin
sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?, tanya Fitri kepadagw. Saat
itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur
dengannya. Segera kuingat ajaran2 agama yang melarangku melakukannya.
Namun sepertinya Fitri mengerti ketakutanku. Gw cuma minta dibelai kok.
Tidak lebih. Ya, Nala?, tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali
rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali
melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus
kuselesaikan. Namun sisi kemanusiaanku membuat gw tidak tega menolaknya.
Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?, jawabku. Iya, gua janji deh,
kata Fitri lagi.
Kami segera keluar dari ruangan,
membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobilku.
Fitri menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir
hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw
menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama
kemudian, Fitri membentangkan tubuhnya di kamar tsb. Nala, sini dong,
kata Fitri. Gw mengubah posisi duduk ku di ranjang mendekati Fitri. Gw
dalam posisi duduk, sementara Fitri sudah telentang. Nala, belai gw lagi
ya, kata Fitri. Segera tanganku mengelus dahi Fitri. Kuelus-elus
dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.
Fitri menikmati gerakanku sambil menutup
mata. Lalu kusandarkan tubuhku ke ranjang, kukecup lembut kening dan
dahinya. Fitri membuka matanya, tersenyum. Lalu kucium kelopak matanya.
Fitri benar-benar menikmati perlakuanku. Perlahan kukecup lembut
bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibirku di bibirnya. Namun segera Fitri
menjerat bibirku di bibirnya. Dilumat bibirku dengan bergairah,
sementara tangannya dengan kuat memelukku. Kujulurkan lidahku untuk
menyentuh bibir bawahnya, namun Fitri segera menghisap bibirku tersebut.
Segera kuarahkan ciumanku ke bagian telinganya, dan kujilat bagian
dalam daun telinganya dengan lidahku.
Fitri meronta-ronta dan mendesah. Aduh
Nala, geli sekali. Teruskan Nala, katanya. Kucumbu Fitri terus di
telinganya. Kemudian kuarahkan cumbuanku ke lehernya. Fitri mendesah
hebat. Ssshh.. sshh.. ohh, desah Fitri. Gw tidak bisa menahan diriku
lagi. Fitri, boleh kubuka bajumu?, tanyagw pelan kepada Fitri. Fitri
mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya.
Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru.
Kulanjutkan ciumanku di seputar payudaranya. Tak lupa kukecup pelan
ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Fitri mengerang. Nala, buka BH gua
dong, pinta Fitri. Segera kuarahkan tanganku ke punggungnya untuk
membuka BHnya. Sulit sekali membuka BHnya. Maklum, belum pernah gw
membuka BH wanita.
Setelah terbuka, pelan-pelan
kutanggalkan BHnya. Segera tampak bukit indahnya yang putih bersih,
tanpa cacat, dengan puting kecoklatan. Indah sekali, pikirku. Ingin
sekali gw menciumnya. Kupindahkan BHnya dan bajunya ke meja supaya tidak
kusut. Lalu, pelan-pelan kubasahi buah dadanya dengan lidahku. Kuputar
wajahku memutari tokednya. Fitri mendesah lagi. Gerakan itu terus
kuulang beberapa kali, lalu berpindah ke toked kanannya. Di sana
kuulangi lagi gerakanku sebelum akhirnya lidahku tiba di puncak
tokednya. Kubasahi putingnya dengan lidahku, kumain-mainkan, kukulum,
dan kuhisap. Fitri mengerang-ngerang. Aduh, Nala..ssh..ssh.. geli
sekali. Terus Nala… Sambil mengulum putingnya, pelan2 kuelus bagian
perutnya. Auw.. enak Nala.., Fitri menekan wajahku ke dadanya. Kira-kira
15 menit Fitri kuperlakukan seperti itu.
Nala, bukain celanaku dong.., pinta
Fitri. Segera kubuka kancing celananya, dan kupelorotkan ke bawah.
Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih
tertutupi Celana Dalam warna hitam. Masih mengulum putingnya, segera
kuarahkan tanganku ke selangkangannya. Kuelus-elus perlahan. Kugerakan
tanganku dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke
arah pangkal pahanya.ohh.., rintih Fitri menahan kenikmatan yang
kuberikan. Kuelus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya
sudah basah. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Fitri meronta-ronta,
dijepitnya tanganku dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Fitri.
Gantian tangan Fitri yang masuk ke celana dalamku. Dipegangnya Kontolku,
lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya.. Nala, buka
celana dalam gua.., pinta Fitri. Jangan Fitri, gua gak berani melakukan
itu.. katagw.
Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw
memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. Tak
apa-apa, Nala, tidak usah dimasukin. Gua cuma minta diciumi aja, pinta
Fitri memohon. Akhirnya kubuka celana dalam Fitri. Kunikmati pemandangan
indah dihadapanku. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini,
pikirku. Elus lagi, Nala.., pinta Fitri. Perlahan-lahan, tanganku mulai
mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. Kuputar-putar jariku dengan
lembut di sana. Lagi-lagi Fitri meronta. Ohh..ohh. Ke atas lagi Nala.
Elus klitorisku, begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana
klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Fitri
membimbing tanganku ke klitorisnya.
Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris.
Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut kuputar-putar jariku di atas
klitorisnya. Setiap 5 putaran, Fitri langsung mengepit tanganku dengan
pahanya. Sepertinya ia benar2 menikmati perlakuanku. Nala, tolong hisap
klitorisku, yah?, pinta Fitri. Gw sedikit ragu, dan jijik. Pake tangan
aja yah, Fitri.., gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Nala.
Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Fitri. Gw masih berat hati
menghisapnya. Fitri, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti… Belum
selesai gw bicara, Fitri segera memotongku. Kemaluanku bersih kok, Nala.
Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar saja, kok, pinta
Fitri lagi.
Perlahan-lahan kudekatkan mulutku ke
memeknya Fitri. Segera tercium aroma yang tidak bisa kugambarkan.
Perlahan-lahan kujulurkan lidahku ke klitorisnya. Gw takut sekali kalau
rasanya tidak enak atau bau. Kukecap lidahku ke vaginanya. Ternyata
tawar, tidak ada rasa apa-apa. Terus, Nala..ohh.. enak sekali, desah
Fitri. Kuulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijikku
hilang, malah berganti dengan gairah. Kuulang-ulang menjilati vaginanya.
Fitri makin mendesah. ooh.. oohh.. ohh.. ohh. Fitri menggenggam jari
telunjukku, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. Kamu nanti tidak
kesakitan?, tanyaku kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, kuputar-putar
jariku di dalam vaginanya. Ahh.., Fitri menjerit kecil. Kuputar jariku
tanpa menghentikan jilatanku ke vaginanya.
Saat kuarahkan jariku ke langit-langit
memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. Kuelus pelan bagian
tersebut, berkali-kali. ‘Ya, terus di situ Nala.. ahh.. enak sekali..
Kuteruskan untuk beberapa saat. Fitri makin membuka lebar-lebar pahanya.
Tiba-tiba Fitri menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan
dengan arah jilatanku. Ah Nala.. gw mau keluaar.. erang Fitri. Fitri
makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia
hentikan, lalu dikepitnya kepalagw dengan pahanya. Ahh.. Nala..gw
keluar, desahnya. Segera kupeluk tubuh Fitri, dan kugenggam tangannya
erat. Kubiarkan Fitri menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat,
kuelus-elus dahi dan rambutnya. Nala, enak sekali, kata Fitri. Gw diam
saja.
Sekarang gantian, ya, kata Fitri. Gw
mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuhku sehingga
tubuhnya menindih tubuhku sekarang. Dibukanya celana dan celana dalamku.
Malu sekali rasanya saat itu. Segera kututupi Kontolku yang masih
terduduk lemas. Sepertinya Fitri mengerti perasaanku. Ia segera
mematikan lampu kamar. Gw merasa lebih tenang jadinya. Lalu, dibukanya
pahagw yang menutupi Kontolku. Fitri segera meraba-raba Kontolku. Oh,
geli sekali rasanya. Rasa geli itu membuatku secara refleks
menggelinjang. Fitri tertawa. Enak kan, Nala? tanyanya menggodagw. Sial
nih orang, pikirku. Dikerjain gua. Mau diterusin gak, Nala? tanya Fitri
sambil menggoda lagi. Gw hanya mengangguk.
Saat itu Kontolku belum berdiri. Aneh
sekali. Padahal biasanya kalo melihat adegan yg sedikit porno, punyagw
langsung keras. Akhirnya Fitri mendekatkan mulutnya ke Kontolku.
Dikecupnya ujung Kontolku perlahan. Ada getaran dashyat dalam diriku
saat kecupannya mendarat di sana. Nala, punya kamu enak. Bersih dan
terawat, ujar Fitri. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang
Kontolku, lalu Fitri mulai menjilati Kontolku. Ya ampun, pikirku. Geli
sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontolku dari mulut Fitri.
Kenapa, Nala?, tanya Fitri. Gua gak tahan. Geli banget, sih?, katagw
protes. Ya udah, pelan-pelan aja, ya?, kata Fitri. Gw mengangguk lagi.
Fitri mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari
tubuhku, tapi dengan diikuti rasa nyaman.
Kuperhatikan Fitri menjilati Kontolku,
tak terasa Kontolku segera mengeras. Fitri senang sekali melihatnya.
Segera dilahap kembali Kontolku itu, kali ini sambil dikocok-kocok
dengan tangannya. Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat
sangat. Kunikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru
sekali ini kurasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. Ah.., tak
kuasa gw menahan desahanku. Nala, kumasukan ya punyamu?, tanya Fitri.
Nanti kamu sakit, gak?, tanyagw. Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi.
Ingin sekali rasanya Kontolku dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang
ngontrol sih, gak sakit, kata Fitri. Ya udah, kamu yang di atas aja,
katagw kepadanya.
Fitri segera mengubah posisi tubuhnya.
Ia kangkangkan pahanya di atas tubuhku, lalu pelan-pelan dibimbingnya
Kontolku menuju liang Kontolnya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit
ujung Kontolku ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya.
Didiamkan punyagw di sana utk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu
ditekannya sedikit lagi. Kali ini punyagw masuk lebih dalam dan makin
terasa cairan pelicin kemaluannya. Sudah sepertiga dari panjang Kontolku
yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontolku di sana beberapa
saat. Ia sedikit mengernyit. Sakit?, kutanya. Iya, tapi gak apa2. ,
jawab Fitri. Kemudian ia mendorong Kontolku makin dalam, hingga akhirnya
semua Kontolku tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat
vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Fitri
mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali
menikmati Kontolku terjepit dalam vagina Fitri.
Gerakan pantat Fitri membuat Kontolku
terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Fitri pun
seakan-akan begitu. Ohh.. ohh.. ohh.. ohh, Fitri mengerang-ngerang.
Fitri terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat
dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba
ada perasaan kesal dalam diriku. Namun, ternyata Fitri tidak berhenti
begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju
mundur, dan terkadang berputar. Sepertinya Fitri sangat menikmati
gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Ah.. ah.. ahh.. ahh..,
desahnya terus, tanpa henti. Kuremas dengan lembut payudaranya, Fitri
makin merintih. Sssh.. ssh.. sshh.. enak Nala .
Makin lama gerakan Fitri makin cepat.
Nala, gw mau keluar lagi, Nala.. rintihnya. Gw pun merasa Kontolku
berdenyut kencang. Fitri, tolong lepaskan, gw mau keluar, katagw. Gw
takut sekali kalau sampai Fitri hamil. Tapi Fitri tidak mau melepaskan
Kontolku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga gw
tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba kurasa Kontolku
menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Fitri, jangan.. nanti
kamu hamil.., teriakku, sesaat sebelum cairanku keluar. Tapi semua
sudah terlambat. Semua cairanku sudah keluar dalam vaginanya. Nikmat
sekali rasanya, namun terasa lemas tubuhku sesudahnya. Segera otot-otot
Kontolku mengerut, dan menjadi kecil kembali.
Fitri dengan kecewa melepaskan Kontolku.
Fitri, kalo kamu hamil gimana, tanyagw dengan setengah takut. Tenang
aja, Nala. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?,
kata Fitri menenangkan diriku. Kemudian, Fitri segera memijat-mijt
Kontolku. Dielus, dan di kulum lagi seperti tadi. Tak lama, Kontolku
segera mengejang lagi. Segera Kontolku dimasukan lagi oleh Fitri ke
vaginanya. Kembali Fitri melakukan gerakan maju mundur tadi. ohh.. ohh..
ohh.. oohh, erangnya. Kuremas lembut tokednya. Ssshh.. sshh.. sshh,
begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Fitri mengocok Kontolku
dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Nala, gw hampir keluar,
desah Fitri.
Segera Fitri mempercepat gerakannya. Gw
pun membantunya dengan menggerakan pinggulku berlawanan dengan arah
gerakannya. Ahh.. Nala, gw keluar, desahnya agak keras. Sejenak ia
menikmati orgasmenya, sebelum rubuh ke dalam pelukanku. Kubiarkan ia
menikmati orgasmenya, kuelus rambutnya, dan kukecup keningnya. Kami
berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya
Hidup ini dibuat oleh fitri dan gw tak akan pernah melupakan kenangan
terindah di malam pertama bersama fitri walaupun kini gw gat au kabarnya
si Fitri ini! HIkz….hikzzzz…. nasib2 salah kirim sms dapat ngentot
cewek gratis
Tamat