
Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke
mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui
perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan... kujamah vagina
mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua
pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah
terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik
kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria
menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia
sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin
buahdada dan puting kanannya. "Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada
lintah yang mesti dibuang.." bisiknya dengan suara serak.. stop dulu
katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. "Ria.. coba
kamu berbaring.." Maria mengikuti permintaanku, "Sorry Ri.." kataku
seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali..
susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia
dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas
tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi
kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu
menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar... kupandangi
CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu..
Sehari sesudah permainan histerikku dengan Atika, mbak Eva menemuiku.
"Atika told me what you did to her yesterday.." Kata-kata singkat itu di
ucapkan dengan nada bergetar menahan emosi. Aku betul-betul lemas
mendengarnya.. yah.. kejadian juga.. bisa-bisa malah aku kehilangan mbak
Eva karena perbuatanku ini.. Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan
Atika dalam pembicaraan ini yang akhirnya membawa kami bertiga pada
suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami. Mbak Eva, Atika ,
dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya, tanpa basa-basi,
tanpa maksud terselubung.. luar biasa !! keterbukaan ini, ajaibnya,
membuat perasaan kasih sayang diantara kami semakin kuat. Akhirnya kami
sepakat, bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva, 1 hari
kosong, 2 hari berikutnya untuk Atika, dan 2 hari sisanya kosong. Karena
hubungan kami ini murni hubungan sexual, maka sengaja kami masukkan
hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat. Tapi
ya... dalam praktek sih.. itu terserah aku.. kalau aku sedang mood untuk
permainan kasar.. ya aku temui Atika.. kalau sedang mood permainan
lembut.. ya aku temui kakaknya.. GILA ! Ini memang pengalamanku yang
paling gila !! But its REAL !!!
"Buka mulutnya dong mas Rafi.." Maria menyodorkan sepotong kue ke
mulutku. Aku menyambutnya sambil pura-pura menggonggong sehingga membuat
anak gadis mbak Eva itu tertawa geli melihat tingkahku. Hari ini genap
sudah sebulan aku tinggal di keluarga mbak Eva. Seminggu terakhir ini
load pekerjaanku agak berkurang sehingga hari-hari 'kosong' ku selain
kupergunakan untuk memberi kepuasan 'extra' pada mbak Eva dan Atika
('kan hari 'kosong' mestinya istirahat..), juga kupergunakan untuk
mengenal Maria lebih dekat. Anak gadis yang semula kutaksir berusia 18
tahun itu ternyata berumur 21. "Mama memang kawin muda.. dia melahirkan
Ria ketika berumur 19 tahun..!! Hebat ya ?" Katanya ketika kutanya usia
sesungguhnya. Ya, aku tahu kalau mamamu hebat Maria.. mamamu dan tantemu
adalah wanita-wanita yang hebat di atas ranjang.. hebatnya lagi, mereka
bisa menutupinya darimu...."Kalau kamu sendiri gimana ?" tanyaku
memancing "Yaaa.. yang penting kuliah selesai dulu.. tapi, ngga juga
sih.. namanya juga jodoh.. kita ngga pernah tau.. kalau besok tiba-tiba
datang seorang pangeran tampan yang kaya raya dan baik hati lalu melamar
Ria ? Masak nolak?" "Kalau gitu kuliahnya ngga selesai dong..""Lho mas
ini gimana, ya kasih syarat dong.. boleh kau melamarku tapi biarkan aku
menyelesaikan studi ku.. gitu looo.." Maria memang anak yang sangat
cerdas. Buktinya tahun depan ia akan meraih gelar insinyur di IPB.
Dengan pengetahuannya yang luas ia selalu menjadi teman diskusi yang
menyenangkan ditambah lagi dengan sifat keibuan dan perhatiannya yang
tinggi pada orang lain, membuat Maria menjadi sosok ideal bagi setiap
pria untuk dijadikan seorang pendamping hidup.. Oh satu lagi.. soal
fisik ! Tubuh Maria adalah kombinasi antara mbak Eva dan Atika. Tubuhnya
tinggi semampai, ukuran buah dadanya persis seperti ibunya dan jauh
lebih kencang dan ketat, maklum... perawan. Gadis ini juga mempunyai
hobi mengkoleksi BH yang bentuknya aneh-aneh... entah dari mana
didapatnya itu.. Seperti saat ini karena ia mengenakan kaos komprang
bergambar Tweety favoritnya maka bila lengannya diangkat, maka
terlihatlah buah dadanya yang besar itu dibalut oleh BH nya yang
bermodel bikini dimana cupnya berbentuk sarang laba-laba sehingga kulit
buah dadanya yang putih itu dapat terlihat. Putingnya ditutup oleh
gambar seekor laba-laba kecil. Bila sedang bercerita dengan semangat,
tampak gundukan besar itu bergoyang-goyang. Wuih.. syurr juga aku
dibuatnya. Urusan wajah, Maria lebih mirip ayahnya yang asli Solo. Kalau
dicari bandingannya raut wajahnya bisa dimirip-miripkan dengan Widi AB
THREE. Hanya saja, hidung Maria lebih mancung dan tubuhnya lebih tinggi
dan seksi. Secara keseluruhan, Maria jauh lebih menarik dibanding Widi.
Terus terang, aku betah duduk berlama-lama di dekatnya..
"So, gimana Fi ? Bisa ngga kamu nganter si Ria survey ?" mbak Eva
bertanya seraya memberikan piring penuh dengan nasi hangat kepadaku.
Sore itu aku ia mentraktir seluruh keluarganya karena mendapat promosi
menjadi direktur program di kursus bahasa Inggris tempatnya bekerja.
"Iya mas, Ria harus survey tentang pola tani di daerah perbukitan. Ini
juga baru survey lokasi kok.. belum penelitiannya.. jadi paling lama
cuma makan waktu 2 hari.." Seekor kucing kelaparan tentu tak akan
menolak diberi ikan asin. Dan bagiku, Maria adalah ikan kakap !! "Sure..
ngga masalah.. kapan kita berangkat ?" Tanyaku enteng.. "Gimana kalo
malam ini juga mas..." "Malam ini ?" seruku bersamaan dengan Atika. Mbak
Eva tak kuasa untuk menyembunyikan senyumnya. Ia mengerti, karena malam
ini seharusnya aku adalah 'jatah' Atika. Dan hari Senin, suami Atika
akan pulang dari Dubai. "Iya, malam ini, supaya Minggu sore kita sudah
sampai lagi ke Bogor.. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian
mas Rafi.. Senin kan harus ngantor... gimana mas ?" Maria memandangku
dengan kerlingan mata bundarnya yang indah.. "I don't mind.. lets go
then.." jawabku seraya melirik Atika. Istri kesepian itu tak dapat
menyembunyikan kekecewaannya. Alisnya mengkerut, bibirnya merengut, dan
matanya menatapku kesal. Well.. I am sorry my dear.. keliatannya aku
harus mengecewakanmu nanti malam...

Cerita Sex | Aku berjalan sambil menggendong ransel tentara di pundak.
Aku dan Maria tengah menyusuri sebuah sungai yang terletak 60 km di
selatan Bogor. Kami sedang bersiap-siap melintasi sungai itu untuk
mencapai desa Batu Sumur yang terletak di areal yang berbukit-bukit.
Dari deskripsi yang diberikan oleh dinas pembinaan desa Pemda Jawa
Barat, desa tersebut tampaknya ideal untuk proyek penelitian akhirnya
Maria. Masih terngiang bisikan mbak Eva ketika melepaskan kepergian kami
"Fi.. promise me.. please don't touch her.. she is still a virgin.. ".
Saat itu aku hanya tersenyum.. dan aku bersyukur bahwa I don't give my
word to Eva, karena semakin lama berdua dengan Maria, semakin sexy
penampilannya dimataku.. (dasar mata keranjang... susah..!!) "Wah,
jembatan kayunya masih 2 km lagi dari sini mas.." Ria menunjuk lokasi
jembatan itu di peta "Tapi jembatan tali sudah keliatan.. tuh dia.."
Gadis manis itu menunjuk ke sebuah jembatan darurat terbuat dari tali
tambang yang disimpul erat. Kuperhatikan wajah manis yang menggunakan
topi tentara, kemeja lapangan berwarna coklat, dan celana pendek
komprang dengan warna yang sama. Kemeja itu tak dapat menyembunyikan
keindahan tubuhnya. Di bagian dada tampak kancing-kancingnya agak
tertarik karena desakan dua buah dadanya yang besar itu (kutaksir
sekitar 36..). Namun karena badannya yang tinggi (sedikit lebih pendek
dariku yang 176 cm..) bentuknya jadi proporsional.. dan indah....
titik-titik keringat berkumpul di ujung hidung mancungnya.. bibirnya
yang mungil nampak kering oleh panasnya udara.. kain di sekitar
ketiaknya basah oleh keringat. Aku memandang jembatan tali itu dengan
agak kawatir.. "Apa kuat menahan beban tubuh kita ? Apa tidak sebaiknya
kita pergi menuju ke jembatan kayu ?" tanyaku sambil melihat potongan
ilalang dan bercak tanah merah yang menempel di betis dan pahanya yang
mulus itu. "And walk for another 2 Kilo ?.. hmm.. mas Rafi..sebentar
lagi kayaknya mau hujan deh.. jadi kita harus cepat-cepat, no risk no
gain.." katanya sambil tersenyum. Benar juga. Soalnya dari sungai itu
kita masih harus jalan 5 km lagi untuk sampai ke desa. Tampak tangannya
membuka kancing kemejanya yang ke satu dan kedua.. sehingga putihnya
gundukan besar buah dada itu terlihat olehku. Udara mendung sore itu
semakin terasa gerah saja.. "Ok kalau begitu biar aku dulu yang
nyeberang.. baru kamu.. sungainya juga keliatan ngga terlalu dalem kok..
" kataku seraya menapakkan kakiku di jembatan tali itu.. Aku merayap
perlahan-lahan.. memang tali itu sangat kokoh sehingga kekhawatiranku
berkurang.. "Mas.. Ria juga naik ya .... talinya kuat kan.. " Tanpa
menunggu jawabanku, gadis bertubuh tinggi sintal itu mulai merayap di
belakangku.. tali mulai bergoyang-goyang.. ingin aku berteriak untuk
menyuruhnya kembali, namun kuurungkan karena kawatir ia terkejut..
geraknya semakin cepat ke arahku yang masih menunggu.. tiba-tiba kaki
gadis itu tergelincir... badannya yang dibebani ransel kehilangan
keseimbangan dan.. "Mas.. AAAAAAAAIII... " BYUUURRRR.. Maria tercebur ke
dalam sungai berwarna coklat itu.. Aku terkejut melihat gadis itu
menggapai-gapai.. My GOD..Maria rupanya tidak bisa berenang !! Tanpa
pikir panjang kulempar ranselku dan terjun ke sungai. Tanganku memeluk
lehernya dari belakang dan kuseret ke sisi tujuan kami. Tubuh Maria
terasa berat karena ia masih membawa ransel. Maria megap-megap dengan
wajah pucat karena terkejut. "Ngga apa..ngga apa..its OK.. you're save
now.." Kataku sambil memeluk erat tubuh sintal Maria.. wouww.. dalam
suasana panik seperti itu masih juga dadaku terasa berdesir..
benar-benar montok tubuh perawan ini terasa dalam pelukanku.. dengan
spontan kucium keningnya untuk menenangkan Maria yang masih pucat dan
gemetar karena kaget. Tetesan air dari langit perlahan mengetuk-ngetuk
muka kami.. dan dalam 1 menit hujan turun dengan lebatnya diikuti oleh
kilat yang menyambar.. What a day... aku melepaskan pelukanku dan
menyapu sekelilingku dengan pandangan.. ahhhh thank god, kuliat sebuah
gubuk kira-kira 200 m di depan kami. "Maria.. disitu ada gubuk" kataku
riang "ayo kita kesana.." kuangkat tubuh gadis itu dan kupapah menuju
gubuk itu. Gubuk itu rupanya tak berpenghuni. Perfect! lalu kubuka
ransel Maria. Hanya ada bivak untuk bermalam dan kaleng makanan dan
minuman.. shit.. pakaian kering ada di ransel satu lagi yang kulepaskan
ketika terjun ke sungai.. dan ransel itu seingatku juga tercebur ke
dalamnya.. ya nasib.. akhirnya ku bentangkan bivak sebagai alas duduk,
dan kududukkan Maria di atasnya "ahhhh..." terdengan gadis itu menghela
nafas lega seraya tersenyum "mas Rafi.. thanks ya Ria udah
ditolongin..." Aku balas tersenyum "its OK non.. lain kali lebih
hati-hati ya ..?" Lalu kubuka bajuku dan menggantungnya di tali jemuran
tua yang masih ada di dalam gubuk itu. Maria memandang tubuhku yang
cukup atletis itu terlihat pandangannya menyapu perlahan dari otot
leherku.. otot dadaku yang bidang.. otot perutku yang berbentuk
kotak-kotak kecil.... pusarku yang mulai ditumbuhi bulu.. semakin
kebawah.. dimana bulu-buluku makin lebat... kebawah lagi... dan berhenti
di tonjolan di balik celana pendekku ... Aku agak kikuk juga melihat
penisku yang berdiri karena udara dingin. Apalagi sambil dipandangi oleh
mata cantik milik Maria itu. Entah apa yang dipikirkannya... tiba-tiba
kulihat Maria terbelalak melihat pahaku "adduhh mas.. ada LINTAH !!"
serunya sambil bangkit dan mendekat ke pahaku. Akupun panik dibuatnya.
"sebentar mas.. jangan bergerak.. ini ada satu.. dua.." lalu dengan
serius ia berputar ke belakang, ke depan lagi.. tangannya tanpa sadar
menyingkapkan celanaku yang cukup longgar semakin ke atas.."nah.. ada
satu lagi mas..hhhhh" mendadak ia seperti hendak tersedak ketika matanya
tertumbuk pada CD ku yang basah kuyup sehingga tak kuasa menutupi
testis dan batang penisku yang jelas tercetak di kain basah itu. Mungkin
seumur hidup, perawan itu baru sekali ini melihat testis dan batang
penis yang tengah berdiri tegak itu.. Aku yang masih memusatkan
perhatianku pada lintah-lintah di pahaku itu dengan polosnya membuka
celana pendekku dan memelorotkannya ke lantai "Ria.. tolong liat lagi
apakah masih ada lintah yang nempel di kakiku ?" Mata Maria makin
terbelalak, karena kini terlihat benar bentuk batang penisku yang tengah
berdiri itu dari luar CD basahku.. bahkan belakangan baru kusadari
kepalanya yang laksana helm perang dunia II itu menyembul keluar
mengarah ke pusar. "Emmm.. emmmm.. ngga deh mas.. cu..cuman tiga.."
jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. Aku masih juga
belum 'ngeh' akan situasi yang sebenarnya bisa menjadi 'opportunity' ...
masih dengan naifnya aku berkata pada anak mbak Eva itu "Ria..
jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel.. sebaiknya
kamu periksa dulu.." Mendengar itu Maria langsung berdiri dan bergegas
membuka kemeja basahnya. Dibukanya kancing kemejanya yang ketiga..
(belahan buah dadanya semakin jelas..) keempat.. (buah dadanya sudah
terlihat lebih jelas.. putih warnanya di bawah cahaya matahari menjelang
senja..) dan terakhir..Maria membuka bajunya dengan kedua tangannya ke
samping.. di saat itulah aku melihat kedua buah dada besar berukuran 36
itu menggelantung menantang untuk di jamah. Dan BH nya... my god...
model BH nya..!!! Maria menggunakan BH berwarna merah dengan bentuk
bikini yang talinya hanya selebar 1/2 cm !! Tapi yang membuat kepala
penisku semakin menyembul dari CD ku adalah penutup putingnya yang
terbuat dari bahan transparan berbentuk bibir Mick Jagger. Akibatnya,
mataku dapat melihat dengan jelas puting berwarna coklat kemerahan itu
berdiri tegak di tengah dinginnya hujan. Karena terburu-buru melepaskan,
pakaian Maria tersangkut di kedua sikunya di belakang punggungnya.
Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya untuk bisa segera terbebas dari
belitan bajunya. Akibatnya, buah dadanya bergeletar dan bergayut ke
kanan dan ke kiri. Getarannya persis seperti getaran puding besar yang
diguncang piringnya. Aku mulai terangsang melihat gadis setengah
telanjang itu menggeliat-geliat di hadapanku. Kembali terngiang pesan
ibunya di telingaku.. "Fi.. promise me.. please don't touch her.. she is
still a virgin.. ". Kembali kulihat buah dada besar dengan putingnya
yang bergelayut itu... Ou what the hell... kuhampiri tubuh mulus itu dan
kuputar sehingga ia membelakangiku "Sini kubantu Ri.." tanganku menarik
bajunya hingga terlepas. "Sorry Ria.. ini supaya cepat.." kutempelkan
dada dan perutku di punggungnya yang polos itu.. kujulurkan tanganku
seakan memeluk perut depannya.. dan tanganku membuka celana pendek
komprangnya dan dengan cepat menurunkan resleting. Ketika resletingnya
sudah mencapai dasar dengan sengaja kutekan resleting itu bersama
jari-jariku ke selangkangannya "Ahhhh... mas Rafi..." desahnya sambil
melirik ke belakang dengan pandangan merajuk. Saat itu praktis aku
memeluk tubuh perawan itu dari belakang. Bagian depan tubuhku
kutempelkan ke punggungnya. Penisku yang semakin besar itu dengan
tenangnya berlabuh di belahan pantat Maria yang sekal itu.. Gadis itu
rupanya merasa bahwa penisku menempel di belahan pantatnya tiba-tiba aku
merasakan bahwa Maria sengaja menggerakkan otot pantatnya sehingga
kedua buah pantatnya bergerak menjepit penisku.. aaaawww.. nikmatnya...
yess keliatannya gadis ini sudah mulai terpengaruh suasana... saat itu
pipi kananku menempel di kuping kirinya. Dari balik punggungnya kulihat
ke bawah buah dadanya yang besar dan ketat itu berbentuk kerucut dengan
putingnya yang sudah menonjol.. entah karena dingin... atau karena
suasana... "Ria.." bisikku dengan serak.. "jangan panik ya.. di dada
sebelah kiri kamu ada lintah.. Ria tercekat.. dengan raut muka ketakutan
ia memandang buah dada kirinya dan.."Iiiiiiih... mas... jijik.. buangin
dooongg.." "ya..ya.. biar aku periksa dulu lainnya.. supaya yakin ada
berapa lintah yang ada di tubuh kamu.." Akupun melepaskan celana
pendeknya, sehingga saat itu.. kami dua orang anak manusia berlainan
jenis, berpelukan dengan hanya memakai pakaian dalam. Bentuk CD Maria
lagi-lagi lain dari pada yang lain.. bentuknya sih standar.. tapi di
daerah vaginanya ditutupi oleh kain bermotif jaring, sehingga otomatis
dari jaring itu keluarlah bulu-bulu keriting yang sangat lebat itu..
nafsuku sudah naik ke kepala. Aku sudah tak peduli dengan pesan-pesan
ibunya... di dalam pikiranku sekarang cuma ada satu kata.. "Perawani
!!". Tanganku mulai meraba-raba punggungnya dari atas.. ke
bawah...melewati pinggang.. pantat... buah pantat kanan.. "mas...apa
ngga bisa dilihat aja ? kalau diraba kan geli.." ujarnya tersenyum..
belum juga bisa kutebak senyum itu.. apakah artinya.. teruskan...
atau..stop..!! "biar yakin aja Ria.. " kataku sambil meneruskan rabaanku
ke buah pantat kiri.. lalu kutelusuri belahan pantatnya ke bawah..
melewati anus.. terus ke selangkangan.. dan kutekan tanganku di
vaginanya "Aaaaaa.. mas Rafi aaa.. tangannya kok nakal.. nanti Ria marah
nih.." Lagi-lagi anak mbak Eva itu melirikku dengan pandangan merajuk..
kuputar lagi tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, kemudian aku
berjongkok dan kulihat ada 2 lintah menempel di paha bagian dalam kiri
dan kanan.. bener-bener hebat lintah-lintah itu.. tau benar dia
tempat-tempat strategis untuk menghisap darah.. tak lupa aku memandang
ke arah selangkangannya yang hanya tertutup jaring itu sehingga tampak
jelas segunduk daging gemuk yang ditutupi bulu-bulu keriting nan lebat
itu. Maria melihat tingkahku itu dan dengan segera menutupinya dengan
jari tangannya.."mas Rafiiii... kok malah ngintip sihh.. mbok tolong
buangin lintahnya.. nanti Ria bilangin mama lo.." rajuknya dengan manja.
"Oke..Oke.. begini caranya... lintah ini akan kita taburi garam.., lalu
kita buang.. begitu sudah lepas.. sebaiknya bekas gigitan lintah itu
kita sedot dan buang darahnya ke lantai supaya tak ada racun yang
masuk.. is that clear..?" Ria mengangguk mendengar penjelasanku yang --
terus terang -- cuma didasari oleh logika "ngeres" itu. Aku mengambil
garam yodium di ransel Maria, dan mulai kutaburi di lintah yang menempel
di dada kirinya.. "Ria .. sorry.. bisa dibuka BH nya semua ? aku takut
kalau lintahnya lepas malah jatuh ke dalam cup BH.. bisa berabe nanti.. "
Ria mengangguk menuruti permintaanku yang ditunjang mimik serius itu..
ia menjulurkan kedua tangannya ke belakang punggung dan... tassss..
terlepaslah kedua buah dada cantik itu dan bergelayut dengan menantang.
Begitu dekatnya mataku sehingga aku bisa melihat urat-urat birunya di
sepanjang buah dada itu. Tangan kananku memegang buah dada kirinya,
mengangkatnya.. "sssss... mau diapain mas..?" bisiknya mendesis geli.."
supaya garamnya ngga kemana-mana.." jawabku seenaknya.. lalu kutaburi
lagi lintah itu dengan garam seraya menempelkan jari telunjukku di ujung
putingnya.. "mmass.." Maria menatap mukaku dengan mata sayu karena
geli.. tubuhnya mulai menggeliat pelan.. beberapa detik kemudian lintah
itu menggeliat-geliat dan dengan mudah kutarik dan kubuang.... Maria
meringis ketika sedotan lintah itu terlepas.. Lalu kuturunkan mukaku,
kudekati bibirku ke bekas gigitan lintah yang berwarna biru itu, lalu
perlahan-lahan kujilat.. "perih Ria..?" tanyaku.. "ehhhh.. g..geli.."
rintihnya ketika aku mulai mengecup-ngecup dadanya.. mula-mula
perlahan.. kemudian sedikit keras.. dan akhirnya kusedot dengan kuat..
"Ehhhhh mmas Rafiii..?!?!?" rengeknya sambil menjambak rambutku..
mungkin maksudnya ingin mencegah.. tapi tak kulihat usaha
sungguh-sungguh ke arah itu.. perlahan tapi pasti kuperluas areal
sedotanku bukan hanya di bekas gigitan lintah tapi bergeser menuju
putingnya..terus.. semakin dekat.. semakin dekat... dan....
"AUUUUUUWWW... !!!"
Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan
tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan
bulu-bulu keriting lebatnya, dan... kujamah vagina mungil yang masih
sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat
menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti
belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan
itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika
kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika
tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya.
"Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang.."
bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau
begitu pasti ada kelanjutannya.. "Ria.. coba kamu berbaring.." Maria
mengikuti permintaanku, "Sorry Ri.." kataku seraya membuka kedua belah
pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan
dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu
kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang
seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi
Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum
dengan mudah kulemparkan ke luar... kupandangi CD nya yang merangsang
itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu.., kiturunkan wajahku mendekati
selangkangannya.. sekilas kulihat Maria mengangkat kepalanya ingin
melihat apa yang akan kulakukan di selangkangannya.. kutempelkan bibirku
di paha dalam kanannya.. bukannya kusedot, malah kutelusuri paha bagian
dalam itu ke atas mendekati vaginanya. Bau khas vagina perempuan
menusuk hidungku.. dan aku sangat hafal.. bahwa ini bau vagina yang
sudah banjir !! "Ehhh...hhhhhh...ssssss masss.. " desisnya sambil
menggoyang pinggulnya ke kiri dan kanan. Bibirku sampai sudah di
vaginanya. Kukecup CD nya yang sudah basah oleh cairan vagina Maria..
lalu dengan jari telunjukku kukuakkan CD di selangkangannya itu ke
samping sehingga tampak belahan vaginanya yang sudah mulai terbuka namun
masih tampak sempit itu.. kukecup bibir vaginanya..kunaikkan bibirku ke
arah atas dan kutemukan bagian yang menonjol sebesar biji kacang lalu
tiba-tiba.......kukecup dan kusedot-sedot..
Cerita Sex | "AAAAHHH...ssss...MASSS" jeritnya sambil tiba-tiba bangkit
dari tidurnya sambil menjambak rambutku untuk menghentikan
aktifitasku.."mas..please..MAS RAFI..PLEASE... j..jangan mass.. nanti
Ria keterusan... OUUUHHH.." lenguhnya ketika tanpa menghiraukan
kata-katanya aku mulai memasukkan dan menggerak-gerakkan lidahku ke
dalam vaginanya. Aku menghentikan jilatanku, kuangkat wajahku ke hadapan
wajahnya.. kami berdua kini berada dalam posisi duduk...Kaki Maria
mengangkang .. sedangkan aku berlutut di hadapannya.. kupandang wajah
cantik yang kini tak berani memandang langsung mataku.. matanya hanya
memandang bibirku yang semakin dekat ke bibirnya.. semakin dekat dan..
Maria memejamkan matanya.. tangannya naik memeluk leherku.. tanganku
memeluk bahunya dan merapatkan buah dadanya ke dadaku..kamipun berciuman
dengan mesranya.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk
itu.. sesekali kulepas bibirnya dan ku kecup kupingnya seraya
membisikkan kata-kata mesra.. "Aku sayang kamu Ria.. kamu cantik
sekali.." kemudian kulanjutkan ciumanku dengan kuluman lidahku dalam
mulutnya.. Maria ternyata cukup mahir dalam hal cium mencium.. ia
melumat habis bibirku dan menjelajah bersih seluruh rongga mulutku..
masih sambil menciumi bibirnya.. perlahan-lahan kubaringkan dan......
kutindaih tubuh sintal Maria dengan tubuh tegapku sehingga buah dadanya
yang besar itu serasa hendak pecah tergencet oleh dadaku.. dengan cepat
kuturunkan celana dalamku sehingga penisku seakan meloncat keluar dan
berdiri tegak mencari tempat berlabuh.. dengan lembut kubimbing tangan
kanan Maria ke selangkanganku dan kugenggamkan penis gemukku itu di
tangannya. Sambil menggigit dan mengecup bibirku, mata perempuan itu
mendelik ketika tangannya memegang raksasa kecil di selangkanganku
itu..tangannya secara refleks mulai bergerak maju-mundur..maju-mundur..
my god.. nikmatnya.. betapa nikmatnya kocokan seorang anak perawan yang
ibunya pun sering kusetubuhi.. kedua tanganku turun ke pinggang Maria
dan dengan cepat menurunkan CD nya.. tiba-tiba Maria meronta, tangannya
melepaskan penisku dan berpindah menahan CD nya agar tidak diturunkan..
ia melepaskan bibirnya dari ciumanku dan dengan nafas tersengal-sengal
ia mendesah "mas Rafi.. j..jangan mass.. Ria takut keterusan.. Ria
takuut... Ria belum siaap..." Aku mengecup kening dan pipinya dengan
penuh kasih sayang.."sh..sh..sh..sh..sh.... jangan takut sayang.. ibumu
mengalami hal ini 3 tahun lebih dulu dari usiamu yang sekarang.. dan dia
ngga menyesal kan?" "Oke..kalau begitu kita akan bermain tanpa
mengganggu keperawananmu.. aku akan memasuki hanya kalau kamu minta..
setuju??" Ria tersenyum lega dan mencium bibirku. Tangannya kembali
mengocok penisku dan akupun dengan leluasa menurunkan CD nya..
akhirnya... Kaami berdua bergumul dengan penuh nafsu dalam keadaan
telanjang bulat... Maria mulai menggelinjang-gelinjang histeris
"Ouww..maaaass..maaaasss.. gellliiihhh aouww.." .. terutama bila
kugesekkan penis raksasaku ke klit nya. Untuk menambah kenikmatan
gesekan itu.. Maria mengangkat kedua pahanya sehingga kepala penisku
menusuk-nusuk klitnya yang....ya ampuuun...sudah sangat bengkak itu...
tiba-tiba kurasakan hal yang aneh di kedua pahaku...ya ampuuun..
lintah-lintah kurang ajar itu ternyata dengan santainya masih menikmati
darahku.. Kuhentikan kegiatanku "Ria.. tolong aku ya?? Tolong buang
lintah-lintah di kakiku.." Ria tertawa seraya mendorong badanku ke
samping "Ya ampun..mas.. saking asyiknya Ria jadi lupa.." "Kamu ngerasa
asyik Ria ?" tanyaku memancing. Mariia tertunduk sambil tersenyum lalu
menganggukkan kepala. "Pernah ngerasain asyik yang seperti ini dengan
orang lain ? Pancingku lagi.. c'mon Fi.. cut it out.. it's none of your
business.. tapi aku penasaran mendengar jawabannya.. sambil masih terus
menunduk Maria menggelengkan kepalanya.. tampak ia menggigit bibirnya
tanda menahan rasa malu.. yessss so I am the first time.. yessss.... to
be the first selalu memberikan kebanggaan tersendiri... yesss .. (dasar
laki-laki !! first time aja diributin !!). Aku berbaring sambil
mengangkang, mata Maria tak bisa lepas dari penis gemukku yang masih
berbaring tegak dengan kepalanya yang nyaris menyentuh puser. Tangannya
menaburkan garam di tubuh lintah-lintah sialan itu.. dan tak lebih dari
semenit, binatang menjijikkan itu sudah pada berjatuhan. Maria
melemparkannya jauh-jauh.. lalu langkah berikutnya ? Maria mendekatkan
mukanya ke arah selangkanganku perlahan-lahan.. semakin dekat.. semakin
dekat.. dan terasa paha bagian dalam kaki kiriku di sedot.. setelah
beberapa saat ia berpindah meneyedot bekas gigitan lintah di kaki
kananku.. ketika itu kugesekkan penis raksasaku d pipinya ..tiba-tiba ia
melepaskan sedotannya lalu membaringkan kepalanya di atas penisku lalu
seraya memejamkan mata ia membelainya dengan pipi kanan dan kiri..
seperti sedang menyayangi anak kucingnya.. lalu ia menciumi dan
menjilati batang penisku dari arah testis keatas..terus ke atas..
perlahan tapi pasti terus ke atas... sejenak ia berhenti di urat di
bawah kepala penisku dan menggigitnya.."Yaaaahhh..ouwww Ria.. enaknya..
belajar dari mana kamu..?" "movie.." jawabnya pendek dan seketika itu
juga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengamblaskan seluruh penisku
ke dalam mulutnya... sungguh kasihan melihat Maria di saat itu.. ia
persis seperti seorang anak yang memasukkan 2 buah pisang ambon ke dalam
mulutnya... besar sekali.. Kemudian ia menaikkan kepalanya naik..
turun..naik.. turun.. tiba-tiba naik-turun, naik-turun, kebih cepat
lagi..lebih cepat lagi... aku bangkit duduk dan membelai punggung mulus
Maria, yang dilanjutkan dengan meremas kedua buah dada besar anak gadis
itu terasa benar kenyanya di telapak
tanganku.."Mmmmhhh..Emhhhhh...Emhhhhhhh" ia menjerit-jerit sambil terus
mengulum ketika kuperas keras-keras kedua buah dadanya... tiba-tiba aku
berbaring kembali, namun tubuhku kupindahkan sedemikian rupa sehingga
wajahku tepat berada di bawah vaginanya..yess 69 position.. dan...
kubenamkan wajahku dalam hutan lebat milik perawan ini.. Aku menjilati
seluruh bagian bibir luar maupun dalam vagina Maria.. Perempuan itu
menggelinjang-gelinjang dengan dasyat di atas perutku. Ia juga tak
menolak ketika kuselipkan lidahku ke dalam vaginanya..semakin dalam..
semakin dalam.. lalu dengan lidah ditegangkan aku menggerakkan mukaku
maju-mundur di bawah vagina Maria.

Perempuan itu sungguh-sungguh sedang dalam puncak birahinya sehingga ia
benar-benar lupa diri.. satu-satunya hal dalam benaknya adalah..
kepuasan seksual.. apapun itu namanya... Kugulingkan kembali Maria, lalu
kutindih tubuh sintalnya.. kembali kuciumi kuping dan lehernya.. mata
Maria tampak terpejam dan kulihat ia sudah mengangkangkan pahanya seakan
menanti sesuatu.. aku agak ragu-ragu melihat sikapnya itu.. tapi tak
ada salahnya mencoba.. kuarahkan kepala penisku ke dalam vaginanya.
Kutempelkan di pintunya yang sempit itu.. tak ada perlawanan.. hanya
rintihan penantian yang menggairahkan.. "mas.terus masss..." aku mulai
memasukkan penisku ke dalam vagina sempit itu.. 1 cm..3 cm.. 5 cm..
Maria menggigit bibir.. ia menghayati betul masuknya penisku centi demi
centi... 7 cm.. "aaaaahh....." 10 cm... "aaaAAAHH..." dan...16 cm
.."AAAAAAAAHHHHH..."BLESSSSS.. amblas sudah keperawanan Maria. Tampak
darah segar meleleh dari vaginanya dan membasahi bivak di bawah. Maria
menggigit bibir..alisnya berkerut..expresinya menunjukkan ia sedang
merasakan kesakitan... buah dadanya yang bergeletar kesana kemari
kuremas dan kusedot... tiba-tiba aku mulai menggenjot penisku keluar
masuk vagina Maria.. "aaahhhh..mas...aduh enaknyah..aduh
enaknyahhh..aaaahhhh.." Maria menjerit-jerit histeris mirip tantenya
Atika. Gerakanku semakin cepat dan semakin cepat.. tiba-tiba kurasakan
otot-otot vagina Maria berkontraksi.. seluruh tubuh wanita itu
menegang..Maria memelukku dan mencium bibirku erat-erat...Juga
pinggulnya berputar semakin cepat.. Aku semakin cepat menggenjot
penisku.. makin cepat.. makin cepat.. tiba-tiba kurasakan sesuatu
menyemprot dari penisku... "RIIIAAAAAA..." "mmas RAFIII...AAAAAAHH..."
crat..crat..crat..crat...crat..... aku menembakkan spermaku seraya
menerima siraman air panas dari vaginanya. Kami terhempas setelah
mengarungi samudera birahi penuh nafsu ini. Maria memejamkan matanya.
Tampak ada air mata meleleh di ujungnya.. "Ria bahagia mas...Ria puas.."
Kami saling bercumbu mesra sambil berpelukan selama kurang lebih lima
belas menit, sebelum memutuskan untuk menggunakan baju lembab dan
meneruskan perjalanan ke Batu Sumur. Survey itu sukses, dan aku sempat
sekali lagi bersetubuh dengan Maria disebuah motel di Bogor sebelum
kembali ke rumah.
Cerita Sex | Sampai bulan ke 6, aku menjalani kehidupan sex yang paling
mengggairahkan selama hidupku. Setiap minggu aku harus menyetubuhi at
least mbak Eva dan anaknya Maria... juga Atika bila suaminya berlayar..
Sesudah bulan ke-6 aku kembali ke Jakarta. Hubunganku dengan Maria
berlanjut hingga kini. Mbak Eva hanya tau bahwa kita pacaran, tanpa tahu
bahwa hubungan kami sudah seperti suami istri. Semenjak aku menjalin
hubungan serius dengan Maria, aku berhenti berhubungan sex dengan mbak
Eva. Janda cantik itu setahun kemudian menikah dengan seorang duda tanpa
anak. Atika melahirkan seorang anak hasil hubungannya denganku. Namun,
suaminya hanya tahu bahwa itu adalah anaknya. Atika mendapatkan sensasi
yang luar biasa karena bisa memperoleh anak dari bukan suaminya. Sensasi
ini berupa perasaan dendam yang terbalas. Aku hidup bersama dengan
Maria yang tak pernah mengetahui hubunganku dengan ibu dan
tantenya...dan aku menghentikan petualangan sex ku setelah Maria ada di
sisiku..at least sampai hari ini... entah besok, atau lusa..